Saturday, May 23, 2015

Pandawa Beach Gathering


“Pandawa beach”atau“pantai pandawa” adalah sebuah pantai berpasir putih dengan panjang kurang lebih 1 km yang diapit oleh 2 buah Tanjung kecil di bagian kiri dan kanannya sebagai pembatas. Bentuk pantai ini seperti bulan sabit jika dilihat dari udara dengan lebar pantai di bagian tengahnya kurang lebih 250 meter jika ditarik garis dari bibir pantai ke daratannya. Bagian daratan pantai ini dibatasi oleh bukit yang sangat curam dan terjal yang sebelumnya tidak bisa diakses. Itulah sebabnya para turis perdana yang menemukan pantai ini menyebutnya sebagai “hidden beach”. Pada saat itu dikatakan sebagai tersembunnyi karena tidak memiliki akses menuju pantainya. Konon beberapa turis yang ingin menikmati pantainya seperti berjemur, mandi dll harus menggunakan tali untuk mencapai pantainya. Sejak saat itu pantai ini dikenal dan menyebar ke sesama turis sebagai “hidden beach”. Meskipun sekarang sudah tidak bisa lagi disebut sebagai hidden beach tapi predikat itu tetap terus melekat karena sejarah istilah penemuannya. Itulah sepintas istilah hidden beach.
Berbeda halnya istilah atau nama yang sekarang dikenal sebagai “pandawa beach”. Nama ini diciptakan oleh Pak I Nyoman Mesir bersama-sama dengan masyarakat desa adat Kutu. Ide awalnya bagaimana menciptakan Jalan menuju pantainya. Ide ini dicetus hanya sekedar untuk mendapatkan akses menuju pantai Pandawa. Akses ini sangat dibutuhkan penduduk setempat guna kepentingan upacara keagamaan atau melasti dan upacara-upacara lainnya. Motivasi awalnya tidak lebih dari itu, karena pada saat itu tidak ada akses sama sekali menuju pantai yang kala itu belum bernama alias anonim. Ia hanyalah sebuah pantai kecil yang dibatasi dan dihalangi bukit curam & terjal.  Pantai hanya bisa dilihat dari bukit curam diatas ketinggian kurang lebih 20 meter. Namun kemudian setelah akses ke pantai Pandawa terbentuk, timbulah potensi pengembangan lainnya oleh masyarakat setempat yaitu pembudidayaan rumput laut. Belakangan muncul ide oleh masyakat setempat untuk memperbaiki akses atau  jalan agar menjadi lebih baik dan representative dengan cara membelah tebing ( dari yang sebelumnya hanya sekedar Jalan kecil dan sempit tanpa aspal ). Namun lama kelamaan dengan seiring berjalannya waktu, pantai Pandawa menjadi tempat yang banyak dikunjungi masyarakat local dan asing untuk menikmati pantainya. Dan seterusnya dari hari kehari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun kunjungan wisatawan semakin bertambah yang pada gilirannya menjadikan pantai Pandawa sebagai salah satu destinasi pariwisata  oleh tamu-tamu asing maupun local yang di bawah oleh Biro perjalanan atau travel agent maupun oleh para guide dan taxi driver. Nama atau identitas asli pantai ini sesungguhnya pantai Kutu sesuai letaknya yaitu di desa Kutu, namun oleh masyarakat atau desa adat setempat mengubahnya menjadi pantai Pandawa. Pemberian nama ini terinspirasi oleh semangat dan teladan tokoh perwayangan yaitu Pandawa itu sendiri.  Dalam perwayangan tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang kokoh, kuat, tidak mudah dipecah belah serta diombang-ambing oleh musuh-musuhnya.  Semangat inilah yang diadopsi oleh masyarakat desa adat setempat dengan harapan kawasan pantai Pandawa dapat dilestarikan dan dikembangkan menjadi sala satu kawasan pariwisata strategis yang peruntukannya selaras dan sesuai kearifan local setempat dan tidak dipecah belah oleh orang atau investor asing. Demikian kata pak Nyoman Mesir di sela-sela acara temu keluarga atau kumpul bareng yang diselenggaran hari ini di pantai Pandawa (Sabtu, 26 April 2014). Sebelumnya desa Kutu adalah bagian dari desa adat Ungasan. Namun atas perjuangan masyarakat setempat yang dipimpin oleh pak I Nyoman Mesir yang kala itu menjabat sebagai perbekal desa Kutu akhirnya pada tahun 2002 kawasan ini resmi pisah dari desa Ungasan dan menjadi desa Kutu. Setelah melewati perjuangan dan kerja keras atas terciptanya Pantai Pandawa yang adalah sekarang telah menjelma menjadi kawasan pariwisata strategis, Masyarakat Kutu pun mulai menyadari dan merasakan manfaat serta hasil-hasilnya atas pembukaan akses jalan menuju pantai dengan membelah tebing yang tadinya adalah sebuah bukit terjal dan sama sekali tidak memiliki jalan. Sebagai ucapan terimakasih atas kebaikan alamnya, masyarakat setempat sekarang memiliki filosofi baru yaitu “membelah tebing mengais dollar”. Sekarang kawasan pantai Pandawa telah menjadi destinasi baru pariwisata dengan mobilisasi ekonomi dan income perhari yang bisa dibilang tidak sedikit. Kegiatan penunjang pariwisata yang dikelola oleh masyarakat desa adat setempat seperti deretan warung di sepanjang pantai yang menjual aneka makanan dan minuman, parkiran mobil, tiket atau retribusi masuk, penjualan souvenir dan aneka kegiatan lainnya, telah membuat kawasan ini menjadi sebuah kawasan ekonomi baru yang nota bene merupakan dampak dari kunjungan wisata ke object “pantai pandawa”.
Pantai Pandawa terletak di wilayah Nusa Dua tepatnya di Desa Adat Kutu. Jarak pantai pandawa dari Kuta Beach dan Sanur kurang lebih 30 menit pakai mobil sedangkan dari Seminyak 40 menit dan dari Tanjung Benoa 15-20 menit.
Sekali lagi  kami dari Jimbaran Hill Activity Village mengucapkan selamat atas perjuangan masyarakat desa adat Kutu.
Click disini untuk lihat versi bahasa Inggris

No comments:

Post a Comment