“Pandawa beach”atau“pantai pandawa” adalah sebuah pantai berpasir
putih dengan panjang kurang lebih 1 km yang diapit oleh 2 buah Tanjung kecil di
bagian kiri dan kanannya sebagai pembatas. Bentuk pantai ini seperti bulan sabit
jika dilihat dari udara dengan lebar pantai di bagian tengahnya kurang lebih
250 meter jika ditarik garis dari bibir pantai ke daratannya. Bagian daratan pantai
ini dibatasi oleh bukit yang sangat curam dan terjal yang sebelumnya tidak bisa
diakses. Itulah sebabnya para turis perdana yang menemukan pantai ini menyebutnya
sebagai “hidden beach”. Pada saat itu
dikatakan sebagai tersembunnyi karena tidak memiliki akses menuju pantainya. Konon
beberapa turis yang ingin menikmati pantainya seperti berjemur, mandi dll harus
menggunakan tali untuk mencapai pantainya. Sejak saat itu pantai ini dikenal dan
menyebar ke sesama turis sebagai “hidden
beach”. Meskipun sekarang sudah tidak bisa lagi disebut sebagai hidden
beach tapi predikat itu tetap terus melekat karena sejarah istilah penemuannya.
Itulah sepintas istilah hidden beach.
Berbeda halnya istilah atau
nama yang sekarang dikenal sebagai “pandawa
beach”. Nama ini diciptakan oleh Pak I Nyoman Mesir bersama-sama
dengan masyarakat desa adat Kutu. Ide awalnya bagaimana menciptakan Jalan menuju
pantainya. Ide ini dicetus hanya sekedar untuk mendapatkan akses menuju pantai Pandawa.
Akses ini sangat dibutuhkan penduduk setempat guna kepentingan upacara keagamaan
atau melasti dan upacara-upacara lainnya. Motivasi awalnya tidak lebih dari itu,
karena pada saat itu tidak ada akses sama sekali menuju pantai yang kala itu belum
bernama alias anonim. Ia hanyalah sebuah pantai kecil yang dibatasi dan dihalangi
bukit curam & terjal. Pantai hanya
bisa dilihat dari bukit curam diatas ketinggian kurang lebih 20 meter. Namun kemudian
setelah akses ke pantai Pandawa terbentuk, timbulah potensi pengembangan lainnya
oleh masyarakat setempat yaitu pembudidayaan rumput laut. Belakangan muncul ide
oleh masyakat setempat untuk memperbaiki akses atau jalan agar menjadi lebih
baik dan representative dengan cara membelah tebing ( dari yang sebelumnya hanya
sekedar Jalan kecil dan sempit tanpa aspal ). Namun lama kelamaan dengan seiring
berjalannya waktu, pantai Pandawa menjadi tempat yang banyak dikunjungi masyarakat
local dan asing untuk menikmati pantainya. Dan seterusnya dari hari kehari,
minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun kunjungan wisatawan semakin bertambah
yang pada gilirannya menjadikan pantai Pandawa sebagai salah satu destinasi pariwisata
oleh tamu-tamu asing maupun local yang di bawah oleh Biro perjalanan atau
travel agent maupun oleh para guide dan taxi driver. Nama atau identitas asli pantai
ini sesungguhnya pantai Kutu sesuai letaknya yaitu di desa Kutu, namun oleh masyarakat
atau desa adat setempat mengubahnya menjadi pantai Pandawa. Pemberian nama ini terinspirasi
oleh semangat dan teladan tokoh perwayangan yaitu Pandawa itu sendiri. Dalam perwayangan tokoh ini digambarkan sebagai
tokoh yang kokoh, kuat, tidak mudah dipecah belah serta diombang-ambing oleh musuh-musuhnya.
Semangat inilah yang diadopsi oleh masyarakat desa adat setempat dengan harapan
kawasan pantai Pandawa dapat dilestarikan dan dikembangkan menjadi sala satu kawasan
pariwisata strategis yang peruntukannya selaras dan sesuai kearifan local
setempat dan tidak dipecah belah oleh orang atau investor asing. Demikian kata
pak Nyoman Mesir di sela-sela acara temu keluarga atau kumpul bareng yang
diselenggaran hari ini di pantai Pandawa (Sabtu, 26 April 2014). Sebelumnya desa
Kutu adalah bagian dari desa adat Ungasan. Namun atas perjuangan masyarakat setempat
yang dipimpin oleh pak I Nyoman Mesir yang kala itu menjabat sebagai perbekal desa
Kutu akhirnya pada tahun 2002 kawasan ini resmi pisah dari desa Ungasan dan menjadi
desa Kutu. Setelah melewati perjuangan dan kerja keras atas terciptanya Pantai Pandawa
yang adalah sekarang telah menjelma menjadi kawasan pariwisata strategis,
Masyarakat Kutu pun mulai menyadari dan merasakan manfaat serta hasil-hasilnya atas
pembukaan akses jalan menuju pantai dengan membelah tebing yang tadinya adalah sebuah
bukit terjal dan sama sekali tidak memiliki jalan. Sebagai ucapan terimakasih atas
kebaikan alamnya, masyarakat setempat sekarang memiliki filosofi baru yaitu
“membelah tebing mengais dollar”. Sekarang kawasan pantai Pandawa telah menjadi
destinasi baru pariwisata dengan mobilisasi ekonomi dan income perhari yang bisa
dibilang tidak sedikit. Kegiatan penunjang pariwisata yang dikelola oleh masyarakat
desa adat setempat seperti deretan warung di sepanjang pantai yang menjual aneka
makanan dan minuman, parkiran mobil, tiket atau retribusi masuk, penjualan
souvenir dan aneka kegiatan lainnya, telah membuat kawasan ini menjadi sebuah kawasan
ekonomi baru yang nota bene merupakan dampak dari kunjungan wisata ke object “pantai pandawa”.
Pantai Pandawa
terletak di wilayah Nusa Dua tepatnya di Desa Adat Kutu. Jarak pantai pandawa dari
Kuta Beach dan Sanur kurang lebih 30 menit pakai mobil sedangkan dari Seminyak
40 menit dan dari Tanjung Benoa 15-20 menit.